Menjadi seorang pemain Esports profesional kongkretnya tidak semudah dan seenak yang mungkin dibayangkan banyak orang. Bisa, untuk menjadi atlet Esports Indonesia yang berkesempatan membela bangsa di bermacam turnamen dari berjenis-jenis tingkatan. Bentuk itu datang dengan tanggung jawab yang besar pula, serta potensi adanya bobot mental yang rawan menyerang masing-masing individu. esportku seorang atlet profesional di bidang Esports tentu menjadi asa banyak orang, terutama bagi yang sudah mencintai aktivitas bermain game online untuk waktu yang lama. menekuni hal yang digemari, dan berkesempatan untuk menjalani karier dengan prospek gemilang, tentu akan menyenangkan bagi penggemar Esports dengan atensi yang besar. Sayangnya, menjadi atlet Esports juga mempunyai kemungkinan untuk hal-hal tidak mengenakkan lainnya.Untuk menjadi seorang atlet Esports profesional, seseorang patut rela mengerjakan sejumlah perjuangan, diawali dari masa berlatih hingga meniru berjenis-jenis laga. Termasuk di lingkungan Esports Indonesia, meniti karier sebagai seorang pemain profesional pada dasarnya tak bisa semudah dan secepat itu dijalankan. Salah satu dilema yang sudah menghadang tiap individu dari awal ialah burnout, atau kelelahan. dari kelelahan ini bisa berupa stres dan rasa bosan yang melanda pemain. ini bisa muncul ketika cara latihan tak ideal, atau tekanan yang dirasakan terlalu berat.Kelihatannya, seorang pemain Esports ‘cuma’ butuh duduk dan bermain di depan layar telpon pintar atau komputer. Faktanya, fokus, stamina dan kesiapan mental yang tinggi dituntut untuk dimiliki tiap-tiap individu. Terdapat sejumlah turnamen yang bisa diselenggarakan dalam tiap tahunnya. berarti, masing-masing pemain harus kapabel menonjolkan ketrampilan terbaiknya lebih dari satu kali, serta bermufakat untuk selalu menjaga performa mereka supaya stabil untuk waktu yang lebih lama. Sesudah yang diceritakan sebelumnya, tekanan juga bisa berperan penting dalam keadaan mental seorang pemain Esports.Umpan balik dari pihak manajemen, sampai publik yang dapat secara bebas berseloroh, dapat memengaruhi kestabilan pemain tersebut. Menekuni cabang olahraga yang memang berbasis online membuat atlet Esports lebih rawan dengan apa saja yang bergulir di media sosial, termasuk komentar buruk atau kemauan yang terlampau tinggi untuk ia emban. Pada dasarnya, keadaan yang mengharuskan pemain untuk berlatih dan beradu tanding secara maksimal, serta elemen eksternal lain yang tidak dapat dihentikan lajunya, berperan dalam memberikan beban mental.Pentingnya menjaga emosional, kecuali senantiasa mengasah kecakapan secara teknis, akan mensupport keberhasilan seorang atlet Esports Indonesia. Pasalnya, sekarang kita telah lebih tahu, bahwa melakoni pekerjaan sebagai atlet Esports profesional tak semudah yang dibayangkan. Harapannya, ekosistem di Tanah Air dapat menyusun karakter pemain yang kuat agar senantiasa cakap menghadapi tantangan yang datang dari permainan ataupun pikirannya.